Otak Sampah Kaum Liberal: Paganisme, Pelecehan Agama & Percabulan
SEMARANG (voa-islam.com) –
 Di samping kekafiran akidah dan kesesatan logika, ternyata para 
dedengkot Islam Liberal juga terjangkiti pemikiran mesum. Sehingga tak 
segan-segan para misinonaris JIL (Jaringan Islam Liberal) memfatwakan 
ciuman cewek dan cowok yang bukan yang bukan mahram bukan dosa, tapi 
shadaqah yang bernilai ibadah.
Data-data
 kesesatan kaum liberal itu diungkapkan Ustadz Fuadz Al-Hazimi di 
hadapan ratusan jamaah Masjid Darul Muttaqin Sidomukti, Tlogosari, 
Semarang, Sabtu malam (17/3/2012).
Dalam
 paparan presentasi bertajuk “Pluralisme dalam Pandangan Syari'ah Islam”
 itu, Ustadz Fuadz menampilkan fakta dan data pemikiran sampah kaum 
liberal yang diambil langsung dari sumber para dedengkot liberal. Inilah
 beberapa ocehan para dedengkot liberal dalam akun twitternya 
masing-masing:
Mohamad Guntur Romli: Islam adalah agama oplosan Tuhan
“Adakah Islam yang murni? Tidak ada. Karena dari sononya Islam adalah ajaran oplosan.”
Saidiman: Menyembah matahari lebih penting daripada ibadah kepada Allah
“Acapkali saya berpikir, memuja matahari itu lebih penting dari memuja selainnya. Dia selalu memberi kita pagi yang indah ini.”
Luthfi Assyaukanie: Manusia tak butuh pelajaran agama, tapi butuh pengetahuan dan metode pengajaran
“Bukan pelajaran agama yang kita perlukan, tapi pengetahuan dan metode pengajaran yang lebih baik.”
“Sikap saya dari dulu jelas, jangan bawa-bawa agama ke sekolah-sekolah. Jangan jadikan sekolah rumah ibadah.”
Ahmad Syukron Amin: Ciuman cowok dan cewek bukan zina, melainkan shadaqah dan berpahala bila dilakukan secara sukarela.
“Shadaqah ialah pemberian secara sukarela tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Ciuman dengan non mahram termasuk contohnya.”
Ahmad Syukron Amin: Ciuman cowok dan cewek bukan kemungkaran bila tidak mengganggu warga
“Zina
 secara bahasa artinya bersetubuh. Maka, ciuman dengan non mahram belum 
termasuk zina. Ini definisi dalam fiqih, bukan syariah.”
“Jika lingkungan setempat menganggap ciuman di muka umum tidak merusak kenyamanan publik, maka hal tersebut bukan mungkar.”
 Selain
 lima tokoh itu, Ustadz Fuadz juga mengungkap fakta dan data para tokoh 
pengusung faham pluralisme, di antaranya: Nasr Hamid Abu Zaid, Fazlur 
Rahman, Mohammed Arkoun, Amina Wadud, Sayyed Hosein Nashr, Thoha Husein,
 Salman Rushdi, Tasleema Nasreen, Ali Abdur Raziq, Munawir Sadzali, 
Mukti Ali, Harun Nasution, Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, Siti 
Musdah Mulia, Budhi Munawar Rahman, Nasaruddin Syamsudin, Anis Baswedan,
 Qomarudin Hidayat, Susilo Bambang Yudhoyono,  Hamid Basya’ib, Azyumardi
 Azra, Ulil Abshar Abdallah, Abdul Moqshith Ghazali, Nong Darul Mahmada,
 dan Adnan Buyung Nasution.
Selain
 lima tokoh itu, Ustadz Fuadz juga mengungkap fakta dan data para tokoh 
pengusung faham pluralisme, di antaranya: Nasr Hamid Abu Zaid, Fazlur 
Rahman, Mohammed Arkoun, Amina Wadud, Sayyed Hosein Nashr, Thoha Husein,
 Salman Rushdi, Tasleema Nasreen, Ali Abdur Raziq, Munawir Sadzali, 
Mukti Ali, Harun Nasution, Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, Siti 
Musdah Mulia, Budhi Munawar Rahman, Nasaruddin Syamsudin, Anis Baswedan,
 Qomarudin Hidayat, Susilo Bambang Yudhoyono,  Hamid Basya’ib, Azyumardi
 Azra, Ulil Abshar Abdallah, Abdul Moqshith Ghazali, Nong Darul Mahmada,
 dan Adnan Buyung Nasution. Karena
 itu, Ustadz Fuadz mewanti-wanti umat Islam agar mewaspadai Jaringan 
Islam Liberal (JIL). “Mereka adalah Jaringan Iblis La’natullah ‘alaih 
yang memiliki misi utama menghadang gerakan dakwah Islam yang mereka 
anggap Fundamentalis,” ujar ulama masa depan itu, mengutip pernyataan 
kelompok JIL dalam situs resmi islamlib.
Karena
 itu, Ustadz Fuadz mewanti-wanti umat Islam agar mewaspadai Jaringan 
Islam Liberal (JIL). “Mereka adalah Jaringan Iblis La’natullah ‘alaih 
yang memiliki misi utama menghadang gerakan dakwah Islam yang mereka 
anggap Fundamentalis,” ujar ulama masa depan itu, mengutip pernyataan 
kelompok JIL dalam situs resmi islamlib.
Kesesatan
 kelompok JIL tersebut, lanjut Ustadz Fuadz, tak perlu disangsikan lagi.
 Karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sudah mengeluarkan fatwa 
haram terhadap Sepilis (sekularisme, pluralisme dan liberalisme). “Paham
 sekularisme, pluralisme, liberalisme bertentangan dengan  Islam oleh 
karena itu haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengikuti paham 
tersebut,” ujarnya mengutip fatwa MUI tanggal 29 Juli 2005.
Dalam
 pandangan Islam, urai Ustadz Fuadz, para aktivis JIL itu sudah murtad 
dari Islam alias menjadi kafir karena berani mengolok-olok Islam. 
“Dalil-dalil Al-Qur’an menjelaskan bahwa mereka yang menghina dan 
mengolok-olok islam, telah murtad, kafir dan keluar dari Islam,” 
tegasnya sembari mengutip Al-Qur'an surat At-Taubah 64-66).
...Dalil-dalil Al-Qur’an menjelaskan bahwa mereka yang menghina dan mengolok-olok islam, telah murtad, kafir dan keluar dari Islam...
“Al-Qur’an
 juga menjelaskan bahwa hanya Islamlah agama yang diridhai Allah dan 
agama selain Islam adalah kafir,” tandasnya setelah mengutip Al-Qur'an 
surat Ali Imran 19 dan Al-Ma’idah 73.
Karena
 Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah, lanjut Ustadz 
Fuad, maka agama selain Islam adalah kafir. Otomatis, umat manusia yang 
hidup setelah Nabi Muhammad SAW wajib masuk Islam. Hal ini dinyatakan 
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits shahih riwayat Muslim, Thabrani dan 
Ahmad: “Tidak ada satupun orang dari umat ini yang mendengar seruanku, 
baik Yahudi maupun Nasrani, lalu mereka tidak beriman kepadaku, kecuali 
mereka akan dimasukkan ke dalam neraka.”
Terakhir,
 agar terhindar dari faham-faham sesat yang dikemas dalam bentuk apapun,
 Ustadz Fuadz menekankan agar umat Islam senantiasa memanjatkan doa yang
 diajarkan Rasulullah SAW: “Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang haq 
adalah haq dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan 
tunjukkanlah kepada kami yang batil adalah batil dan berilah kami 
kekuatan untuk menghindarinya,” pungkasnya. [A. Mumtaz]
sumber: http://www.voa-islam.com 




 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar