
JIL Penyebab Kekafiran, Bagian Fitnah Akhir Zaman
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah 
yang menunjuki dan menyesatkan kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa 
yang diberinya petunjuk niscaya tak ada seorangpun yang mampu 
menyesatkannya. Sebaliknya, siapa yang disesatkan oleh-Nya maka tak 
satupun yang mampu memberi petunjuk. Ya Allah tunjukilah kami kepada 
jalan-Mu yang lurus.
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
 yang menyeru manusia kepada jalan lurus (shirat mustaqim) dan ia 
senantiasa berada di atasnya. Tidak petunjuk kecuali apa yang sudah 
disampaikan olehnya. Semoga shalawat dan salam juga dilimpahkan kepada 
keluarga, para sahabat, dan umatnya yang senantiasa mengikuti 
petunjuknya.
Akhir zaman ramai dengan fitnah, demikianlah yang dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
 Bukan fitnah biasa, tapi fitnah yang menimpa agama dan bisa menyebabkan
 kekafiran. Siapa yang tertimpa fitnah tersebut, maka bisa sekejap ia 
terhempas dari iman. Jika mati di atasnya, maka ia bisa kekal di neraka.
 Di antara fitnah itu adalah faham Sekularisme, Pluralisme, dan 
Liberalisme dalam ideology dan pemikiran yang diasong oleh kelompik 
Jaringan Islam Liberal (JIL).
Demikian di antara kesimpulan dari kajian live streaming di pencerahan.tv, Senin siang (05/03/2012)
 lalu yang diasuh oleh Ustadz Ihsan Tanjung dengan tema, "Mewaspadai 
Fitnah Dajjal". "Terutama ada tiga ideology yang menurut saya sangat 
berat sekarang ini menghadang keimanan umat islam yang sering disingkat 
dengan sepilis (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme)," jelas Ustad 
Ihsan. 
Banyaknya fitnah akhir zaman ditunjukkan oleh sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
بَادِرُوا 
بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ
 مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا
 يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
"Segeralah beramal sebelum datangnya
 fitnah seperti malam yg gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki 
dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang 
laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di pagi harinya. Dia menjual 
agamanya dengan barang kenikmatan dunia." (HR. Muslim, no. 169)
Fitnah akhir zaman bukan hanya satu, tapi banyak. Kata Fitanan, dari hadits di atas bentuknya jama'
 (plural) yang maknanya fitnah-fitnah yang jumlahnya banyak. Kondisinya,
 laksana potongan malam yang gelap gulita. Bahayanya luar biasa, sangat 
mengerikan. Karena fitnah ini menyebabkan seseorang menjadi kafir. Tidak
 butuh waktu lama untuk terjadinya hal itu, perbandingannya antara pagi 
dan sore. Dalam waktu singkat, seseorang terhempas dari keimanan dan 
Islam. Sehingga seseorang akan menjadi, -seperti yang diistilahkan oleh 
Ustad Ihsan- MTS, yakni Murtad Tanpa Sadar dalam waktu sangat singkat, Na'udzubillahi Min Dzalik!.
Bagi seorang muslim, kekafiran merupakan
 predikat yang buruk, tidak ada baiknya sama sekali. Karena kekafiran 
menyebabkan amal-amal shalih yang dikerjakan menjadi terhapus. Di 
akhirat, amal shalih orang kafir dijadikan seperti debu yang 
diterbangkan, tak memberikan manfaat untuknya sedikitpun. Sehingga surga
 diharamkan atas orang kafir. Sebaliknya, neraka menjadi tempat 
kekekalannya di sana.
Allah Ta'ala berfirman,
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqan: 23)
وَمَنْ 
يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ 
حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأُولَئِكَ 
أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
 “Barang siapa yang murtad di antara
 kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah 
yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah 
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 217)
مَنْ 
كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ 
مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا 
فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
"Barang siapa yang kafir kepada 
Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang 
yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak
 berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, 
maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar." (QS. Al-Nahl: 106)
Ayat di atas menerangkan, barangsiapa 
yang kafir tanpa ada paksaan, maka imannya batal dan wajib mendapat 
murka Allah dan siksa-Nya yang abadi.
Menjual Agama dengan Dunia, Akar Fitnah Kekafiran di Akhir Zaman
Selanjutnya Ustadz Ihsan menjelaskan, di ujung hadits di atas Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan apa yang menjadi perkara utama yang menyebabkan fenomena Nawaqid Iman (pembatal keimanan) atau Nawaqid Islam (pembatal keislaman) ini, yakni: yabi'u diinahu bi'aradhim Minad Dunya (ia telah menjual diennya untuk mendapatkan dengan kesenangan dunia.
Menjual agama dengan kenikmatan dunia 
merupakan gambaran bisnis/perdagangan yang bukan hanya haram, tapi 
mencelakakan si pelaku bisnis tersebut. Karena ia menyebabkan orang 
tersebut menjadi keluar dari keimanan dan keislaman.
Di antara fitnah tersebut adalah  paham 
Islam Liberal yang diasong oleh Jaringan Islam Liberal (JIL). Paham yang
 tidak menginginkan adanya keterikatan dengan sesuatu, khusunya syariat 
Islam. Setiap orang bebas mengikuti hawa nafsunya dan tidak boleh 
dilarang. Paham inilah yang digambarkan oleh firman Allah sebagai paham 
yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan.
أَفَرَأَيْتَ
 مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ 
وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً 
فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
"Maka pernahkah kamu melihat orang 
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya 
sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan
 hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang 
akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka 
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS. Al-Jatsiyah: 23)
Dan lebih parah lagi jika seseorang yang
 sengaja memilih berpaham liberal karena ada faktor materi duniawi. 
Artinya seorang muslim sengaja menjual keyakinan agamanya dengan berada 
di atas paham Islam Liberal dan memperjuangkannya. Tidak lain ia 
mengambil keputusan berbahaya tersebut karena adanya materi yang 
dijanjikan. Apakah para pengasong Islam liberal Indonesia yang tergabung
 dalam JIL termasuk penjual agama dengan sedikit kenikmatan dunia? 
Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
 
 





 Selain
 lima tokoh itu, Ustadz Fuadz juga mengungkap fakta dan data para tokoh 
pengusung faham pluralisme, di antaranya: Nasr Hamid Abu Zaid, Fazlur 
Rahman, Mohammed Arkoun, Amina Wadud, Sayyed Hosein Nashr, Thoha Husein,
 Salman Rushdi, Tasleema Nasreen, Ali Abdur Raziq, Munawir Sadzali, 
Mukti Ali, Harun Nasution, Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, Siti 
Musdah Mulia, Budhi Munawar Rahman, Nasaruddin Syamsudin, Anis Baswedan,
 Qomarudin Hidayat, Susilo Bambang Yudhoyono,  Hamid Basya’ib, Azyumardi
 Azra, Ulil Abshar Abdallah, Abdul Moqshith Ghazali, Nong Darul Mahmada,
 dan Adnan Buyung Nasution.
Selain
 lima tokoh itu, Ustadz Fuadz juga mengungkap fakta dan data para tokoh 
pengusung faham pluralisme, di antaranya: Nasr Hamid Abu Zaid, Fazlur 
Rahman, Mohammed Arkoun, Amina Wadud, Sayyed Hosein Nashr, Thoha Husein,
 Salman Rushdi, Tasleema Nasreen, Ali Abdur Raziq, Munawir Sadzali, 
Mukti Ali, Harun Nasution, Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, Siti 
Musdah Mulia, Budhi Munawar Rahman, Nasaruddin Syamsudin, Anis Baswedan,
 Qomarudin Hidayat, Susilo Bambang Yudhoyono,  Hamid Basya’ib, Azyumardi
 Azra, Ulil Abshar Abdallah, Abdul Moqshith Ghazali, Nong Darul Mahmada,
 dan Adnan Buyung Nasution. Karena
 itu, Ustadz Fuadz mewanti-wanti umat Islam agar mewaspadai Jaringan 
Islam Liberal (JIL). “Mereka adalah Jaringan Iblis La’natullah ‘alaih 
yang memiliki misi utama menghadang gerakan dakwah Islam yang mereka 
anggap Fundamentalis,” ujar ulama masa depan itu, mengutip pernyataan 
kelompok JIL dalam situs resmi islamlib.
Karena
 itu, Ustadz Fuadz mewanti-wanti umat Islam agar mewaspadai Jaringan 
Islam Liberal (JIL). “Mereka adalah Jaringan Iblis La’natullah ‘alaih 
yang memiliki misi utama menghadang gerakan dakwah Islam yang mereka 
anggap Fundamentalis,” ujar ulama masa depan itu, mengutip pernyataan 
kelompok JIL dalam situs resmi islamlib.